Bulog Papua Tegaskan Beras SPHP "Aman dan Layak Konsumsi”
PROVINSI


Pemimpin Wilayah Kanwil Papua Perum Bulog, Ahmad Mustari, saat di wawancarai di ruangan kerjanya di Jayapura, Selasa (4/11).
Jayapura – Perum Bulog Kanwil Papua memastikan stok beras di wilayah Papua dalam kondisi aman dan penyaluran terus berjalan lancar. Pemimpin Wilayah Kanwil Papua Perum Bulog, Ahmad Mustari, menyebut saat ini terdapat 22.400 ton beras yang tersebar di seluruh gudang Bulog pada 10 cabang di enam provinsi, 40 kabupaten, dan dua kota di bawah wilayah kerjanya.
“Stok yang ada saat ini cukup untuk ketahanan sekitar tiga bulan ke depan. Kami terus melakukan penyaluran baik melalui program SPHP di pasar-pasar, maupun kegiatan Gerakan Pangan Murah yang melibatkan TNI-Polri dan instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan serta Dinas Perdagangan,” ujar Ahmad Mustari di Jayapura kepada media, Selasa (4/11).
Bulog, kata dia, berkomitmen menjaga ketersediaan dan kualitas beras SPHP yang disalurkan kepada masyarakat. Program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga stabilitas harga dan menjamin pasokan bahan pangan pokok di wilayah Papua.
Sementara itu, menanggapi informasi yang beredar di media sosial terkait dugaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) menyebabkan keracunan pada warga di Kabupaten Fakfak, Bulog Provinsi Papua Barat Ia menegaskan kabar tersebut tidak benar atau hoaks.
Ahmad Mustari memastikan bahwa hasil pemeriksaan dan klarifikasi dari pemimpin cabang bulog Fakfak serta pihak rumah sakit setempat menunjukkan tidak ada indikasi keracunan akibat beras SPHP.
“Terkait dengan kejadian di Fakfak, hal itu sudah kami laporkan dan telah ditelusuri oleh pimpinan cabang Bulog Fakfak. Hasil klarifikasi menunjukkan bahwa peristiwa tersebut bukan disebabkan oleh beras SPHP,” jelasnya.
Menurutnya, jika benar beras SPHP mengandung zat berbahaya, maka efeknya akan dirasakan oleh banyak warga yang menerima beras dari satu gudang yang sama, bukan hanya satu orang.
“Kalau memang dari beras SPHP, tentu bukan hanya satu orang yang terkena. Tapi ini hanya satu orang dan hasil pemeriksaan menunjukkan bukan karena beras. Kami juga bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memastikan penyebab kejadian itu,” tegasnya.
Ahmad Mustari menambahkan, laporan dari pimpinan cabang Bulog Fakfak juga sudah disampaikan ke kantor wilayah, dan hasil pemeriksaan pihak rumah sakit menegaskan bahwa bukan beras SPHP yang menyebabkan sakit tersebut.
Pemimpin Wilayah Kanwil Papua Perum Bulog itu juga mengimbau agar masyarakat tidak langsung mempercayai informasi yang beredar di media sosial tanpa bukti yang jelas.
“Kami berharap masyarakat tidak panik dan tidak mudah mempercayai informasi yang belum tentu benar. Bulog selalu memastikan bahwa beras SPHP yang disalurkan sudah melalui proses pengecekan mutu dan layak konsumsi,” ujarnya.
Ia menambahkan, beras yang disalurkan untuk berbagai kebutuhan pemerintah dan masyarakat memiliki kualitas yang sama.
“Beras yang kami salurkan untuk ASN, TNI-Polri, maupun untuk kegiatan SPHP dan Gerakan Pangan Murah, semuanya sama. Kami berikan kualitas terbaik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ahmad Mustari menjelaskan bahwa Papua merupakan wilayah penerima beras, bukan daerah produsen. Hanya Kabupaten Merauke yang berperan sebagai lumbung pangan utama di kawasan timur Indonesia.
"Papua ini adalah wilayah penerima, bukan produsen. Wilayah produsen itu hanya Merauke, yang menjadi lumbung pangan wilayah timur,” jelasnya.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang tidak berdasar. Bulog memastikan terus menjaga kualitas, distribusi, dan ketersediaan beras agar kebutuhan pangan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik.(EL)


