KKSS Papua Kolaborasi Gelar HUT ke-49, Angkat Semangat Perantau di Tanah Rantau

PROVINSIPERISTIWA

Suasana Rapat persiapan HUT Ke 49 KKSS Papua

Jayapura – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-49 Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) sekaligus mengenang peristiwa “Korban 40 Ribu Jiwa” di Sulawesi Selatan, pengurus KKSS Provinsi Papua dan Kota Jayapura sepakat membentuk tim kerja terpadu untuk melaksanakan rangkaian kegiatan bersama.

Ketua BPD KKSS Kota Jayapura, Ir. Junaedi Rahim, IAI, mengatakan, momentum peringatan tahun ini menjadi kesempatan untuk mempererat kebersamaan perantau asal Sulawesi Selatan yang menetap di Tanah Papua, serta mengenang peristiwa tragis yang terjadi antara Desember 1946 hingga Februari 1947.

"Peristiwa 40 ribu jiwa di Sulawesi Selatan merupakan salah satu lembaran kelam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, di mana ribuan rakyat sipil menjadi korban kekejaman pasukan Belanda di bawah pimpinan Westerling,” jelas Junaedi usai rapat di Jayapura, Rabu (12/11).

Menurutnya, rapat bersama KKSS Provinsi dan Kota Jayapura telah menyepakati sejumlah agenda kegiatan, di antaranya talkshow, jalan sehat, senam kebugaran Nusantara, pagelaran seni dan budaya, serta festival kuliner khas Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.

“Talkshow akan mengangkat peran dan kiprah masyarakat Sulawesi Selatan dari empat suku besar—Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar—yang telah berkontribusi dalam pembangunan di Tanah Papua,” ujarnya.

“Rencananya kegiatan akan digelar akhir November, dan kami berharap seluruh pilar, Ortom (Organisasi Otonom), IWSS, IKAMI, hingga pemuda KKSS dapat ambil bagian,” tambahnya.

Selain itu, pada 15 Desember, tepat di hari peringatan tragedi 40 ribu jiwa, KKSS akan menggelar ziarah ke Taman Makam Pahlawan serta kunjungan kasih ke pesantren.

“Kami akan melibatkan cendekiawan, akademisi, dokter, serta para saudagar untuk hadir dan mengisi materi dalam talkshow. Kami juga akan mengundang perwakilan Pemprov dan Pemkot Jayapura,” ungkap Junaedi.

“Masyarakat nantinya bisa menikmati berbagai kuliner khas Sulawesi Selatan, sebagian gratis dan sebagian dengan harga terjangkau,” tambahnya.

Salah satu saudagar Bugis-Makassar, Rajab, menuturkan bahwa peringatan korban 40 ribu jiwa merupakan agenda rutin yang setiap tahun digelar oleh warga KKSS.

“Tahun ini kita kolaborasi antara provinsi dan kota. Ada talkshow dengan para akademisi dan profesor. Intinya, kita ingin menunjukkan bahwa perantau Bugis-Makassar berprinsip: di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ujar Rajab.

“Panitia masih akan merapatkan teknisnya, tapi saya pastikan, yang hadir nanti akan menikmati kuliner gratis dari masing-masing pilar,” tambahnya.

Sementara itu, Ahmad Kadir, salah satu cendekiawan asal Sulawesi Selatan, menilai peringatan ini sebagai momen memperkuat silaturahmi antarpilar dan menampilkan kontribusi diaspora Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar di tanah rantau.

“KKSS ini luas dan signifikan di Papua, baik di pemerintahan maupun ekonomi. Kegiatan ini bukan sekadar budaya, tapi juga memperlihatkan siapa saja yang berhasil di tanah rantau,” katanya.

Apresiasi juga datang dari Ketua BPW KOMPAK Papua, H. M. Haedar Muharra, yang menyatakan kesiapan mendukung kegiatan ini.

.“Kami dari pilar Pangkep akan menyiapkan kuliner khas seperti ikan bandeng dan sop saudara. Pilar lain juga akan menampilkan makanan khas masing-masing. Ada 29 pilar dari Sulawesi Selatan yang ikut berpartisipasi,” ungkap Haedar.

“Kami bersama panitia akan bekerja keras agar seluruh rangkaian kegiatan ini berjalan sukses,” tandasnya.(EL)